Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, tidak bisa menutupi kegembiraannya saat mengunjungi pasar tradisional kota Banyuwangi seusai menjadi inspektur upacara Hari Kebangkitan Nasional. Orang nomor satu di kota Bayuwangi ini senang melihat buah lokal telah merajai peredaran buah di pasar tersebut.
"Lihat ini buah lokal dominan. Ada manggis, semangka, jeruk, salak, semuanya produksi Banyuwangi ini," kata Anas kepada Dandim 0825 Banyuwangi, Letnan Kolonel Czi Arief Novianto yang juga tampak sedang membeli buah manggis, jeruk dan sejumlah sayuran di Pasar Banyuwangi, Selasa (20/5/2014).
Didampingi sang istri dan Forpimda, Bupati Anas terlihat masih berpakaian jas lengkap. Ini lantaran sang Bupati dan sejumlah pejabat langsung berangkat ke pasar tersebut setelah mengikuti upacara di Taman Blambangan yang berjarak hanya 200 meter dari Pasar Banyuwangi. Dengan merajalelanya buah lokal, sang Bupati mengatakan bahwa ini akan semakin membuka pasar bagi para petani. Hal ini juga menjadi tanda bahwa gerakan cinta buah lokal yang digalang Pemkab Banyuwangi sukses dan memperoleh sambutan luas.
"Dengan masuk pasar pakai jas, saya ingin menyampaikan pesan bahwa berbelanja di pasar tradisional itu keren dan nyaman. Tidak perlu bangunan mewah, yang penting pasarnya bersih. Saya ingin semua orang tidak sok gengsi, malu ke pasar. Justru belanja ke pasar tradisional itu keren," tambahnya lagi.
Untuk semakin meningkatkan pendapatan para petani buah lokal seperti petani buah naga, jeruk, dan manggis, pemkab tengah membuat desain kemasan yang terlihat menarik. Mulai stiker hingga kardus-kardus kecil disiapkan agar buah lokal terlihat semakin berkelas dan layak dijadikan oleh-oleh atau buah tangan.
"Selain buah-buahannya dikirim keluar kota, upaya ini bisa disebut jemput bola. Dengan kemasan menarik itu kan bisa menambah daya jual, penghasilan pun bertambah," sambung bupati yang dalam setahun terakhir ini banyak menerima penghargaan.
Produksi sejumlah komoditas buah di Banyuwangi memang terus meningkat. Semangka, misalnya, naik dari 28.316 ton pada 2012 menjadi 47.366 ton. Melon naik dari 13.932 ton (2012) menjadi 17.430 ton (2013). Manggis melejit dari 8.651 ton (2012) menjadi 20.199 ton (2013). Jeruk siam melesat dari 134.890 ton (2012) menjadi 222.804 ton (2013). Adapun buah naga meningkat dari 12.936 ton (2012) menjadi 16.631 ton (2013).
"Kita budayakan cinta buah lokal. Ada surat edaran untuk melarang penyajian buah lokal di acara resmi pemerintahan mulai RT, desa, kecamatan, sampai kabupaten. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kesadaran masyarakat tumbuh untuk cinta buah lokal, karena muaranya ini adalah menyejahterakan bangsa sendiri," pungkasnya. (MB)
Artikel bermanfaat yang penting untuk diketahui: